Pemerintahan Taliban Minta AS Mencabut Nama Pemimpinnya dari daftar Teroris dan Cairkan Aset Afghanistan

JakartaMenteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi pada Selasa meminta Amerika Serikat (AS) menghapus beberapa pemimpinnya dari daftar hitam terorisme dan meminta agar aset-aset Afghanistan dicairkan.

Sejak lama AS memasukkan banyak pemimpin Taliban dalam daftar hitam, termasuk Menteri Dalam Negeri yang baru ditunjuk pekan lalu, Sirrajudin Haqqani.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Haqqani mengakui merencanakan serangan di Hotel Serena Kabul pada Januari 2008 yang menewaskan seorang warga AS dan lima orang lainnya. Dia ditetapkan sebagai Teroris Global yang Ditetapkan Secara Khusus di bawah Perintah Eksekutif 13224 pada Maret 2008.

Departemen Luar Negeri AS juga menyiapkan uang sebesar USD 10 juta bagi siapapun yang memiliki informasi terkait Haqqani.

Muttaqi juga meminta AS mencairkan aset-aset Afghanistan untuk membantu Taliban mengelola negara yang dilanda krisis ekonomi tersebut, mendesak Washington jangan mencampuri masalah kemanusiaan dan politik.

"Kami memberikan jalur aman bagi tentara AS untuk meninggalkan Afghanistan, tapi alih-alih berterima kasih pada kami, AS membekukan aset-aset Afghanistan," jelasnya, dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (15/9).

AS membekukan hampir USD 10 miliar sumber daya emas, investasi, dan mata uang asing setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di negara tersebut pada 15 Agustus lalu.

Departemen Keuangan AS sebelumnya pada bulan ini mengatakan, pihaknya memberikan izin pemerintah AS dan rekannya untuk tetap memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

Pihaknya juga memberikan Western Union, perusahaan pengiriman uang terbesar di dunia, dan lembaga keuangan lainnya lampu hijau untuk melanjutkan proses remitansi pribadi ke Afghanistan dari para migran di luar negeri.

Menteri Luar Negeri Taliban ini juga mendesak komunitas internasioal memberikan bantuan ke Afghanistan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekerasan Masih Terjadi di Myanmar, Dilaporkan ada Sedikitnya 8 orang Meninggal Akibat Kekerasan terhadap Demonstran

Sebuah Jembatan Bernama Ngantru di Ngawi Patah, Jalur yang Menghubungkan Bojonegoro-Ngawi Terputus Total

Satgas Covid-19 Masih Terus Investigasi Sumber Penularan Kasus Omicron Pertama di Tanah Air